Cara menghitung HPP, Laba Kotor dan Laba Bersih – Dalam dunia bisnis, terutama bagi perusahaan dagang, mengetahui cara menghitung Harga Pokok Penjualan (HPP) merupakan langkah krusial untuk mengukur kinerja keuangan. HPP adalah total biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk memperoleh atau memproduksi barang yang kemudian dijual ke konsumen. Ketepatan dalam perhitungan HPP berpengaruh langsung terhadap perhitungan laba kotor dan laba bersih. Oleh karena itu, perusahaan harus benar-benar memahami komponen yang terlibat dalam perhitungan HPP agar dapat mengelola keuangannya dengan lebih baik.
Cara menghitung HPP juga membantu perusahaan dalam menentukan harga jual yang tepat dan memastikan bahwa margin keuntungan tetap optimal. Kesalahan dalam menghitung HPP dapat menyebabkan kerugian atau, sebaliknya, harga jual yang terlalu tinggi yang bisa mempengaruhi daya saing perusahaan. Salah satu metode yang umum digunakan oleh perusahaan dagang untuk menghitung HPP adalah melalui metode Neraca Saldo, di mana semua komponen seperti persediaan awal, pembelian, dan persediaan akhir dicatat secara rinci dalam catatan keuangan perusahaan.
Artikel ini akan membahas secara mendalam cara menghitung HPP menggunakan metode Neraca Saldo. Selain itu, akan dijelaskan pula bagaimana menghitung laba kotor dan laba bersih berdasarkan data yang ada dalam neraca saldo tersebut. Dengan memahami langkah-langkah ini, perusahaan dapat menghasilkan laporan keuangan yang akurat dan dapat diandalkan untuk mengukur kinerja serta membuat keputusan bisnis yang lebih baik. Sebelum kita membahas proses perhitungan, penting untuk terlebih dahulu memahami beberapa istilah kunci seperti HPP, laba kotor, dan laba bersih, serta bagaimana kaitannya dalam operasional perusahaan dagang.
Apa itu HPP, Laba Kotor, dan Laba Bersih?
- HPP (Harga Pokok Penjualan) adalah biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk memproduksi atau membeli barang yang kemudian dijual ke pelanggan. HPP penting karena mempengaruhi perhitungan laba perusahaan.
- Laba Kotor adalah selisih antara total penjualan dengan HPP. Laba kotor mengukur seberapa besar pendapatan yang diperoleh dari penjualan setelah mengurangi biaya pembelian atau produksi barang.
- Laba Bersih adalah keuntungan yang diperoleh setelah mengurangi semua beban, termasuk beban operasional, beban pajak, bunga, dan lainnya dari laba kotor.
Komponen-Komponen Neraca Saldo
Untuk menghitung HPP, laba kotor, dan laba bersih, Anda perlu memahami komponen-komponen Neraca Saldo, yaitu catatan semua akun perusahaan, baik akun laba rugi maupun akun neraca. Beberapa komponen penting dalam Neraca Saldo perusahaan dagang adalah:
- Persediaan Awal: Nilai barang yang tersedia di awal periode.
- Pembelian: Total pembelian barang yang dilakukan perusahaan.
- Retur Pembelian: Pengembalian barang kepada pemasok yang mengurangi total pembelian.
- Potongan Pembelian: Diskon yang diterima dari pemasok.
- Biaya Angkut Pembelian: Biaya pengiriman barang yang dibeli.
- Persediaan Akhir: Nilai barang yang tersisa di akhir periode.
- Penjualan: Pendapatan dari barang yang dijual kepada pelanggan.
- Retur Penjualan: Pengembalian barang dari pelanggan.
- Potongan Penjualan: Diskon yang diberikan kepada pelanggan.
- Beban Operasional: Termasuk gaji, sewa, utilitas, dan beban administrasi lainnya.
Cara Menghitung HPP Perusahaan Dagang
Langkah pertama dalam menghitung laba perusahaan adalah menentukan Harga Pokok Penjualan (HPP). HPP dihitung dengan rumus berikut:
HPP = PBD (Awal) + Pembelian Bersih - PBD (Akhir)
PBD disini adalah singkatan dari Persediaan Barang Dagang. Jadi rumus untuk menghitung HPP adalah Persediaan Barang Dagang Awal ditambah Pembelian Bersih dikurangi Persediaan Barang Dagang Akhir.
Langkah-langkah detail cara menghitung HPP:
1. Hitung Pembelian Bersih: Pembelian bersih diperoleh dengan rumus:
Pembelian Bersih = Pembelian + Beban Angkut Pembelian - Retur Pembelian - Potongan Pembelian
2. Hitung HPP: Setelah mengetahui pembelian bersih, selanjutnya adalah menghitung HPP dengan memasukkan Persediaan Barang Dagang Awal, Pembelian Bersih dan Persediaan Barang Dagang Akhir ke dalam rumus HPP.
Contoh:
- Persediaan Awal: Rp 50.000.000
- Pembelian: Rp 200.000.000
- Retur Pembelian: Rp 5.000.000
- Potongan Pembelian: Rp 2.000.000
- Biaya Angkut Pembelian: Rp 3.000.000
- Persediaan Akhir: Rp 60.000.000
Selain Persediaan Akhir, data-data dia atas bisa dilihat dalam Neraca Saldo di bawah ini:
Dan langkah pertama, hitung terlebih dahulu Pembelian Bersih. Di sini rumus Excel yang bisa digunakan adalah:
=D17+D18-E19-E20
Yang jika diaplikasikan ke dalam Excel maka hasilnya adalah sebagai berikut:
Langkah kedua, hitung HPP. Dan jika diaplikasikan ke dalam rumus Excel, maka rumus Excel sederhana yang bisa digunakan adalah sebagai berikut:
=(D8+H7)-60000000
Dan berikut adalah hasil perhitungan HPP tersebut:
Angka nominal Rp 60.000.000 adalah angka dari Persedian Barang Dagang (PBD) Akhir, yang bisa diambil dari Neraca Saldo Disesuaikan.
Cara Menghitung Laba Kotor
Setelah mengetahui HPP, langkah berikutnya adalah menghitung laba kotor. Rumusnya adalah:
Laba Kotor = Penjualan Bersih - HPP
Dan karena kita belum tahu Penjualan Bersih-nya berapa, maka sebelum menghitung Laba Kotor, terlebih dahulu kita hitung Penjualan Bersih-nya. Rumus untuk menghitung Penjualan Bersih adalah sebagai berikut:
Penjualan Bersih = Penjualan - Retur Penjualan - Potongan Penjualan
Dan jika diaplikasikan ke dalam rumus Excel maka, rumusnya adalah:
=E14-D15-D16
Berikut adalah hasilnya:
Dan setelah kita mengetahui Penjualan Bersih, langkah berikutnya adalah menghitung laba kotor. Rumus Excel untuk meghitung Laba Kotor adalah sebagai berikut:
=H9-H8
Dan berikut adalah hasilnya:
Cara Menghitung Laba Bersih
Laba bersih diperoleh dengan mengurangi beban-beban operasional dari laba kotor. Rumusnya adalah:
Laba Bersih = Laba Kotor + Pendapatan Lain-lain - Total Beban Selain Pajak
Dan jika melihat dari hasil-hasil yang kita dapat di atas maka rumus Excel yang bisa digunakan untuk mengetahui Laba Bersih usaha kita adalah sebagai berikut:
=H10+0-D21
Disini untuk Pendapatan Lain-lain kita “nol”kan karena berdasarkan data di Neraca Saldo, kita tidak punya pendapatan lain. Sementara untuk Beban Selain Pajak kita hanya punya beban gaji. Maka hasilnya adalah sebagai berikut:
Menyusun Laporan Laba Rugi
Setelah menghitung HPP, laba kotor, dan laba bersih, perusahaan dapat menyusun laporan laba rugi sederhana dengan format berikut:
Laporan laba rugi ini memberikan gambaran jelas mengenai kesehatan finansial perusahaan dagang Anda. HPP digunakan untuk menilai efisiensi pembelian dan penjualan, laba kotor menggambarkan hasil operasional dari penjualan, dan laba bersih menunjukkan seberapa baik perusahaan mengelola beban-bebannya.
Kesimpulan
Menghitung HPP, laba kotor, dan laba bersih menggunakan metode Neraca Saldo membantu perusahaan dagang mengukur kinerja keuangan mereka secara akurat. Proses ini penting untuk memastikan bahwa biaya pembelian barang, beban operasional, dan pendapatan penjualan semuanya diperhitungkan dengan benar dalam menilai profitabilitas perusahaan.
Dengan mengikuti langkah-langkah di atas, Anda dapat menghitung HPP, laba kotor, dan laba bersih perusahaan Anda secara tepat dan menyusun laporan laba rugi yang efektif. Terus pantau kinerja keuangan Anda untuk memastikan bisnis berjalan sesuai rencana.
Pranala Luar
Dan terakhir, untuk yang membutuhkan file Cara Menghitung HPP, Laba Kotor, dan Laba Bersih dengan Metode Neraca Saldo ini, file Excel bisa didownload melalui tautan berikut:
Atau juga jika ingin mempelajari langkah demi langkah secara visual, bisa kunjungi Youtube Channel Depot Excel. Di sana teman-teman akan melihat bagaimana rumusnya bekerja. Semoga bermanfaat!
0 Komentar