Menjalankan bisnis dengan efisien memerlukan pemahaman yang baik tentang stok barang. Menghitung stok akhir dengan tepat adalah langkah kunci untuk mengelola persediaan Anda dengan efektif. Dalam artikel ini, kita akan membahas cara menghitung stok akhir di Excel, memberikan panduan langkah demi langkah untuk membantu Anda mengoptimalkan manajemen persediaan.
Metode Pengelolaan Stok
Salah satu metode pengelolaan stok yang cukup terkenal adalah metode FIFO (First In, First Out): FIFO adalah metode pengelolaan stok yang merinci bahwa barang yang pertama kali masuk (first in) ke dalam persediaan akan menjadi barang yang pertama kali dijual atau digunakan (first out). Dengan kata lain, barang yang lebih lama di dalam stok akan dijual terlebih dahulu sebelum barang yang lebih baru.
Cara Kerja FIFO pada Stok Barang Jualan
- Pertama Masuk, Pertama Keluar: FIFO mengikuti prinsip pertama masuk, pertama keluar. Jadi, ketika suatu barang tiba dan ditambahkan ke persediaan, barang tersebut dianggap sebagai yang pertama masuk.
- Penjualan atau Penggunaan: Saat suatu produk dijual atau digunakan, FIFO mengasumsikan bahwa barang yang pertama kali masuk stok (first in) yang akan dikeluarkan atau dijual terlebih dahulu (first out).
- Perhitungan Harga Persediaan: Dalam FIFO, nilai persediaan dihitung dengan mengasumsikan bahwa barang yang masih tersisa di stok adalah yang paling baru (yang terakhir masuk). Oleh karena itu, nilai persediaan yang dilaporkan cenderung mencerminkan harga pasar saat ini.
Setiap metode pengelolaan stok, termasuk FIFO, memiliki kelebihan dan kekurangan. Pemilihan metode tergantung pada kebutuhan dan kondisi bisnis masing-masing perusahaan.
Mengapa Cara Menghitung Stok Akhir di Excel Penting?
Sebelum masuk ke tutorial, mari pahami mengapa cara menghitung stok akhir di Excel begitu penting untuk kesuksesan bisnis Anda. Stok akhir mencerminkan jumlah barang yang masih tersedia setelah penjualan dan dapat membantu Anda mengidentifikasi tren penjualan, merencanakan ulang pesanan, dan memastikan ketersediaan barang yang memadai.
Langkah 1: Persiapkan Data Stok Awal
Langkah pertama cara menghitung stok akhir di Excel adalah memastikan Anda memiliki data yang tepat. Buatlah kolom untuk stok awal pada suatu periode tertentu. Ini bisa berupa bulan, triwulan, atau periode lainnya seperti berdasarkan stock opname terakhir, tergantung pada siklus bisnis Anda.
Langkah 2: Tambahkan Pembelian dan Produksi
Selanjutnya, tambahkan kolom untuk pembelian dan produksi barang. Jika Anda memproduksi barang, catat jumlah yang diproduksi dalam setiap periode. Jika Anda membeli barang, catat jumlah barang yang dibeli.
Langkah 3: Deduksi Penjualan
Selanjutnya, buat kolom untuk mencatat penjualan barang. Pengurangan jumlah penjualan dari stok awal dan pembelian/produksi memberikan Anda stok yang tersisa.
Untuk contoh sederhananya kita bisa buat tabel untuk mengakomodir hal-hal di atas seperti tabel berikut:
Langkah 4: Hitung Stok Akhir dengan Rumus Excel
Sekarang, saatnya menggunakan rumus Excel untuk menghitung stok akhir di range J5:J10. Gunakan rumus berikut di sel J5:
=I5-SUMIF($C$5:$C$20;H5;$D$5:$D$20)
Copy dan paste rumus tersebut ke sel-sel yang ada di bawahnya. Dan berikut adalah hasil akhirnya:
Penjelasan Rumus
Rumus Excel ini adalah gabungan fungsi SUMIF dengan sel tunggal yang digunakan untuk menghitung stok akhir produk berdasarkan data awal (stok akhir + data pembelanjaan) dan penjualan. Mari kita jelaskan setiap bagian dari rumus tersebut:
1. I5: Ini adalah jumlah stok awal untuk suatu produk pada baris tertentu. Misalnya, jika Anda berada di baris ke-5, ini akan mengacu pada jumlah stok awal pada baris tersebut.
2. SUMIF($C$5:$C$20;H5;$D$5:$D$20): Ini adalah bagian yang melakukan perhitungan untuk penjualan suatu produk berdasarkan kriteria tertentu.
- $C$5:$C$20: Ini adalah rentang sel yang berisi data produk (kode atau nama produk).
- H5: Ini adalah kriteria pencocokan, yaitu produk yang ingin dihitung stok akhirnya pada baris tertentu.
- $D$5:$D$20: Ini adalah rentang sel yang berisi data penjualan produk. Fungsi SUMIF digunakan untuk menjumlahkan sel dalam rentang tertentu yang memenuhi kriteria tertentu. Dalam konteks ini, rumus tersebut menjumlahkan jumlah penjualan produk yang sesuai dengan produk pada baris tertentu (sesuai dengan kriteria H5).
3. =I5-SUMIF($C$5:$C$20;H5;$D$5:$D$20): Ini adalah rumus lengkap yang mengurangkan total penjualan dari jumlah stok awal untuk mendapatkan stok akhir. Dengan kata lain, rumus ini memberikan stok akhir produk pada baris tertentu.
Contoh: Jika stok awal (I5) adalah 120, dan jumlah penjualan produk tersebut (berdasarkan kriteria pada H5) adalah 23, maka stok akhirnya akan menjadi 97 (120 – 23).
Rumus ini sangat berguna dalam mengelola stok produk, karena memberikan informasi tentang sisa stok setelah mengurangkan penjualan dari jumlah stok awal.
Langkah 5: Analisis dan Perbaikan
Setelah mengetahui cara menghitung stok akhir di Excel dan mulai praktek menghitung stok akhir, lakukan analisis untuk memahami tren dan pola yang mungkin muncul. Identifikasi barang yang sering habis dan pertimbangkan untuk menyesuaikan kebijakan pemesanan.
Kesimpulan
Mengelola stok akhir dengan efektif adalah kunci untuk menjaga kelancaran operasional bisnis Anda. Dengan mengikuti panduan cara menghitung stok akhir di Excel ini, Anda dapat menghitung stok akhir secara efisien menggunakan Excel. Pastikan untuk secara teratur memeriksa dan memperbarui data Anda agar tetap relevan dan membantu Anda membuat keputusan yang lebih baik dalam manajemen persediaan.*
Dengan adanya data stok yang akurat, Anda dapat mengoptimalkan proses bisnis, meningkatkan kepuasan pelanggan, dan mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan.
Terakhir, untuk yang membutuhkan file contoh Panduan Praktis dan Lengkap Cara Menghitung Stok Akhir di Excel di atas, file Excel tersebut bisa didownload melalui tautan di bawah ini:
0 Komentar