Cara Menghitung Payback Period di Excel dengan Rumus Excel Sederhana

oleh | 9 Nov 2023 | Belajar Excel, Excel Beginner, Excel Intermediate, Tips Excel | 0 Komentar

Apakah Anda sedang berpikir untuk menginvestasikan uang dalam proyek atau bisnis baru? Sebelum Anda mengambil keputusan besar ini, sangat penting untuk memahami apakah investasi tersebut akan menghasilkan keuntungan yang memadai dalam jangka waktu yang sesuai. Salah satu metode yang dapat membantu Anda dalam evaluasi investasi adalah menghitung payback period di Excel, atau dalam bahasa Indonesia disebut periode pengembalian modal.

Artikel ini akan membahas apa itu payback period dan bagaimana menghitung payback period di Excel untuk kemudian Anda dapat menggunakannya sebagai alat evaluasi investasi.

Apa itu Menghitung Payback Period di Excel?

Payback period adalah metode sederhana yang digunakan untuk mengukur berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan kembali modal yang diinvestasikan. Dalam konteks ini, “modal” mengacu pada uang yang Anda investasikan dalam suatu proyek atau bisnis. Payback period adalah alat yang berguna untuk mengukur tingkat risiko dalam investasi Anda. Semakin cepat Anda bisa mendapatkan kembali modal, semakin rendah risiko investasi tersebut.

Mengenal Berbagai Metode Penghitungan Payback Period

Payback period, atau periode pengembalian modal, adalah metode sederhana yang digunakan dalam analisis investasi untuk menentukan berapa lama waktu yang dibutuhkan agar biaya awal investasi bisa kembali. Dalam dunia investasi, pemahaman tentang berbagai menghitung payback period di Excel menjadi penting. Artikel tentang menghitung payback period di Excel ini akan membahas tiga metode yang perlu dipahami: Simple Payback Period, Cumulative Payback Period, dan Discounted Payback Period.

Simple Payback Period

Simple Payback Period adalah metode yang paling sederhana. Cara menghitungnya adalah dengan membagi biaya investasi awal dengan arus kas masuk tahunan atau periode waktu yang dipilih. Misalnya, jika biaya investasi awal adalah Rp 10.000.000 dan arus kas masuk tahunan adalah Rp 2.000.000, maka Simple Payback Period-nya adalah 5 tahun. Ini berarti investasi tersebut akan dikembalikan dalam waktu 5 tahun.

Baca Juga  Memahami dan Menggunakan Rumus IFERROR di Microsoft Excel

Kelebihan metode ini adalah kemudahannya, namun kelemahannya adalah ketidaktertarikannya terhadap faktor tingkat pengembalian investasi atau nilai waktu uang. Maka sebaiknya, metode ini hanya digunakan sebagai informasi tambahan dalam analisis investasi yang lebih komprehensif.

Cara Menghitung Simple Payback Period

Untuk menghitung payback period di Excel menggunakan metode simple payback period, Anda perlu mengetahui dua hal:

  1. Total investasi awal (modal yang diinvestasikan).
  2. Arus kas bersih (cash flow) yang dihasilkan dari investasi tersebut setiap tahun.

Sebagai contoh soal payback period metode simple ini adalah sebagai berikut: Misalnya Anda ditawari sebuah proyek yang akan menghabiskan investasi Rp 300.000.000. Jika diharapkan mendapatkan 80.000.000 setiap tahun selama 5 tahun. Apakah proyek dapat dipertimbangkan untuk diterima?

Kita coba hitung ya. Kita buat dulu tabel investasinya. Dan berikut adalah contoh tabelnya:

langkah awal menghitung payback period di Excel

Yang pertama akan kita hitung adalah kolom Commulative Net Cashflow atau Balance di sel D4. Rumus Excel sederhana yang bisa kita masukkan untuk menghitung ini adalah sebagai berikut:

   =D3+C4
cara menghitung payback period di Excel

Sel D3 ini merujuk pada saldo awal atau saldo tahun sebelumnya sementara C4 adalah cash in di tahun berjalan. Dan hasil akhirnya adalah sebagai berikut:

Cumulative Payback Period

Metode Cumulative Payback Period memperhitungkan akumulasi arus kas masuk secara bertahap hingga biaya investasi awal terbayar seluruhnya. Dalam metode ini, perhitungan waktu pengembalian modal dilakukan dengan menjumlahkan arus kas masuk tahunan hingga mencapai atau melebihi biaya investasi awal.

Contoh: Jika sebuah perusahaan menginvestasikan Rp. 300.000.000 dalam proyek dengan arus kas masuk tahunan seperti yang dijelaskan pada tabel di bawah, maka investasi akan terbayar pada tahun ke-4. Kelebihan metode ini adalah kemampuannya memperhitungkan secara bertahap jumlah arus kas masuk, tetapi juga memiliki kelemahan karena tidak mempertimbangkan arus kas setelah periode payback tercapai.

Baca Juga  Cara Menghitung Nilai Ijazah Sesuai Juknis dengan Rumus Excel

Untuk lebih jelasnya, lihat tabel di bawah:

Dan untuk menghitung payback period di Excel, masing-masing kolom diisi rumus sebagai berikut:

Dan akhirnya, untuk menghitung payback periodnya adalah dengan rumus Excel berikut:

   =A7+(-F7/E8)

Dan hasil akhirnya adalah sebagai berikut:

hasil akhir menghitung payback period di Excel

Artinya untuk investasi Rp 300.000.000 dengan cash in per tahun seperti yang terlihat di range E5:E9 maka payback periodnya adalah sekitar 3,82 tahun.

Discounted Payback Period

Discounted Payback Period adalah metode yang mempertimbangkan nilai waktu uang. Dalam metode ini, arus kas masuk dan keluar dari proyek dihitung dengan memperhitungkan tingkat diskonto yang dipilih. Dengan cara ini, arus kas masa depan dikonversi menjadi nilai saat ini. Semakin tinggi tingkat diskon yang digunakan, semakin pendek payback period yang dihasilkan.

Kelebihan metode Discounted Payback Period adalah kemampuannya mempertimbangkan nilai waktu uang, tetapi kelemahannya adalah ketidaktertarikan terhadap arus kas setelah periode payback tercapai. Oleh karena itu, metode ini sebaiknya digunakan bersama dengan metode evaluasi investasi lainnya, seperti Net Present Value (NPV) atau Internal Rate of Return (IRR) untuk memberikan informasi yang lebih lengkap tentang profitabilitas jangka panjang.

Dalam dunia investasi, pemahaman tentang berbagai metode perhitungan payback period sangat penting. Setiap metode memiliki kelebihan dan kelemahan tersendiri, dan pemilihan metode tergantung pada kompleksitas investasi dan tujuan analisis Anda. Dengan pemahaman yang baik tentang berbagai metode ini, Anda akan dapat membuat keputusan investasi yang lebih cerdas dan terinformasi.

Contoh sederhana: Hitung Payback Period dan Discounted Payback Period untuk proyek yang akan menghabiskan investasi 550.000. Jika diharapkan mendapatkan 150.000 setiap tahun selama 5 tahun. Perusahan meminta rate of return sebesar 10%, apakah proyek dapat dipertimbangkan untuk diterima?

Dan cara menghitung payback period di Excel untuk Discounted Payback Period adalah sebagai berikut:

Pertama kita hitung dulu PV-nya. Dan berikut adalah rumus Excel yang digunakan di sel C3:

   =-PV($D$9;A3;;B3)

Dan hasilnya adalah sebagai berikut:

Baca Juga  Cara Mengubah Tabel Vertikal Menjadi Horizontal dengan Rumus Sumproduct

Untuk menghitung balance masih sama dengan yang digunakan untuk menghitung balance di metode simple payback period. Dan hasilnya adalah sebagai berikut:

Baru kemudian kita hitung Discounted Payback Periodnya. Di sel D11 rumus Excel yang digunakan adalah sebagai berikut:

   =A6+(-D6/C7)

Dan hasil akhirnya adalah:

Kelebihan dan Keterbatasan Payback Period

Kelebihan dari metode payback period adalah kesederhanaannya. Ini memberikan gambaran cepat tentang seberapa cepat Anda akan mendapatkan kembali investasi awal Anda. Namun, ada beberapa keterbatasan yang perlu diperhatikan:

  1. Tidak memperhitungkan nilai waktu uang: Payback period tidak mempertimbangkan nilai waktu uang, yang berarti semua arus kas dianggap bernilai sama. Ini bisa menjadi kelemahan dalam evaluasi investasi jangka panjang.
  2. Tidak mempertimbangkan arus kas setelah payback period: Payback period hanya memberikan gambaran tentang berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan kembali modal. Ini tidak memperhitungkan arus kas yang mungkin terjadi setelah periode tersebut.
  3. Tidak memberikan informasi tentang tingkat pengembalian: Payback period tidak memberikan informasi tentang tingkat pengembalian atau profitabilitas investasi.

Kesimpulan

Payback period adalah alat evaluasi investasi yang sederhana dan berguna untuk mengukur berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan kembali modal. Meskipun metode ini memiliki keterbatasan, itu masih bisa memberikan pandangan awal tentang investasi Anda. Namun, dalam pengambilan keputusan investasi yang lebih kompleks, perlu dipertimbangkan metode evaluasi lainnya, seperti Net Present Value (NPV) atau Internal Rate of Return (IRR), yang memperhitungkan nilai waktu uang dan profitabilitas jangka panjang. Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan seorang ahli keuangan atau konsultan jika Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut tentang evaluasi investasi Anda.

Untuk yang membutuhkan file contoh menghitung payback period di Excel di atas, file Excel bisa didownload melalui tautan berikut:

0 Komentar

Kirim Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Join Our Newsletter